Senin, 17 Juni 2013

antara cinta dua mahkluk dan logika serta perasaan

ini bukan kisahku sendiri, bukan sepenuhnya, mungkin hanya sedikit, tapi lebih ke pembahasan secara global dan umum akan hubungan rumit yang dialami oleh sepasang (mungkin lebih) manusia lawan jenis (bahkan mungkin sesama jenis :najis: )

okey, topic yang akan kita bahas tentu cinta yang normal, antara sepasang mahkluk manusia dan lawan jenis.

apa yang kita harapkan dari sebuah percintaan? rasa ketertarikan antar lawan jenis yang susah di deskripsikan dengan kata-kata, susah dijelaskan mengenai alasan dan susah dimengerti oleh otak kita sendiri yang mengalaminya

inti dari sebuah cinta pada umumnya adalah yang sudah pasti, perasaan ingin bersama-sama. entah bertemu muka secara fisik, atau minimal mengungkapkan rindu dengan telepon, chat dan berbagai macam media modern yang sudah tersedia dewasa ini.

fokus bahasan kita adalah pada perasaan ingin bersama secara fisik. tujuan terbesar dari sebuah percintaan pada umumnya, terutama di negara ini adalah pernikahan atau pada aturan perundang-undangan disebutkan perkawinan. di negara dan kebudayaan lain, terkadang hidup bersama dalam satu tempat tinggal tanpa ikatan hukum sudah cukup

apa yang bisa kita lihat dari keinginan alami kita mengenai percintaan, hidup bersama ini? ya. insting alami mengenai perkembang biakan mahkluk. awalnya adalah se sederhana itu, tapi seiring perkembangan kebudayaan manusia, seiring semakin maju dan modern nya kehidupan di dunia ini, tentu keputusan untuk hidup bersama tidaklah semudah dan se sederhana pada awalnya bukan? banyak hal yang perlu di penuhi, untuk bisa memenuhi kebutuhan hidup dasar seperti makanan, pakaian dan tempat tinggal saja kita semua pasti butuh hal yang bernama uang.

jadi kembali ke pertanyaan awal tadi, apa yang kita harapkan dari sebuah percintaan yang berkembang ke perasaan ingin hidup bersama? pada umumnya jawabannya adalah keluarga yang ini itu lah, gambaran ke sempurnaan sebuah keluarga masa kini. memiliki rumah pribadi, kendaraan dan sebagainya seiring berkembangnya perekonomian. darimanakah itu semua berasal? jawabannya kembali ke UANG. darimana dapat UANG? kerja... se simpel itu? mari kita lihat

pada umumnya kewajiban mencari uang terletak di pundak lelaki, walau sekarang ada dan banyak wanita bekerja. tapi tentunya yang kita lihat adalah bagaimana keseimbangan di dalam sebuah keluarga yang sudah dibangun tersebut, bersama-sama dalam membina membangun keluarga untuk dapat terus bertahan bahkan berkembang.

kalau kita lihat beberapa contoh keluarga yang sudah terbentuk selama bertahun-tahun, apa kriteria yang mau kita pakai dalam menilainya? ekonomi? keutuhan keluarga? kesuksesan berupa harta benda? tiap orang mempunyai kriterianya masing-masing dalam menilai. tapi, sistem ini memaksa kita untuk melihat minimal dari ekonomi dan harta benda. struktur piramida terjadi dalam masyarakat kita sekarang ini, masyarakat yang terdiri dari keluarga menengah ke bawah jauh lebih banyak daripada kalangan menengah ke atas. apa yang salah? tidak ada. jika kita melihat dari masyarakat secara keseluruhan, karena memang harus seperti itu adanya dalam sebuah sistem.

ada yang salah dalam sebuah keluarga jika selalu berada di kalangan menengah ke bawah? tentu ada.

kebanyakan orang hanya mengikuti sistem, sekolah, bekerja, ikut perintah orang, tidak punya inovasi, warisi usaha orang tua dan sebagainya. dan rata-rata mereka adalah kepala keluarga, suami, laki-laki yang membawa keluarganya mengikuti seluruh sistem. inilah yang perlu masing-masing dari kita bercermin dan melihat ke diri kita sendiri, apakah kita ada dalam sistem yang biasa saja atau kita berusaha mendobraknya dan maju membawa keluarga kita?

saya pribadi berasal dari keluarga yang tidak kaya, tapi juga tidak kekurangan. hanya memiliki orang tua yang sedikit unik. saya tidak melanjutkan kuliah, dengan sedikit pengalaman bekerja bersama ayah, saya memasuki dunia kerja, dari bergaji UMR, meniti karir hingga kepala toko dan akhirnya sedikit nekat memutuskan untuk ber wiraswasta dan syukurlah, masih berkembang dan bertahan hingga saat ini, saya bisa memiliki kendaraan roda 4, usaha yang berjalan, hidup yang nyaman dan berkecukupan serta mampu memenuhi kebutuhan istri dan kedua anak saya sekarang. jika melihat perkembangan saya, semuanya hanya berawal dari mimpi dan target untuk tidak mau tetap berada di posisi karyawan yang taunya hanya menerima gaji, saya bermimpi bahkan untuk hidup lebih baik, untuk bisa memiliki apa yang saya inginkan, dan inilah saya sekarang.

di sisi lain saya melihat beberapa teman saya, termasuk yang sudah dan sedang berpasangan (yang menurut hemat saya target mereka kedepan pasti adalah untuk hidup bersama, menikah) dan yang sudah hidup bersama, yang bahkan saya berpendapat, stagnan. apakah hidup mereka akan tetap seperti itu saja ketika mereka semakin tua? apa target hidup mereka dengan bahkan lebih lama dari saya bekerja ke orang lain sebagai karyawan? menerima gaji bulanan?

jadi, sebenarnya apa maksud artikel ini sih? haha maaf kalau jadi panjang dan butuh otak encer untuk mencerna semuanya.

inti yang saya ingin sampaikan adalah, dalam percintaan, dimana semua logika seringkali tidak berjalan, perasaan berperan, buatlah target untuk maju, jangan jadikan pasangan anda misalpun dia tidak bisa maju, menjadi penghalang. anda tidak bisa melepaskan cinta kepadanya? ya majulah sendiri, seret pasangan anda untuk maju. jangan justru anda yang berhenti untuk tidak maju. jangan menjadikan diri kita hanya sebagai pasangan yang biasa saja, kerja, menjadi tua dengan hidup yang biasa saja, begini begitu saja, tidak ada berkembangan.

cinta merupakan hal alami, insting bawaan dari diri kita yang sangat susah dihindari, ketertarikan antar mahkluk sudah terpatri dalam DNA kita. tapi jangan buat itu menjadi penghalang, logika harus tetap bermain dan target untuk maju bersama orang yang kita cintai tetap harus terpatri dalam pikiran kita..

salam..

Tidak ada komentar: